Pages

Kamis, 11 Agustus 2011

Kesehatan Remaja




Remaja Juga Bisa Kena Osteoporosis

Gangguan tulang kini tidak hanya menyerang wanita yang berusia di atas 30 tahun saja. Remaja pun rentan terserang gangguan tulang, seperti osteo­porosis atau tulang keropos, dan athritis atau gangguan pada sendi. Penyebab gangguan tulang ini karena gaya hidup yang kurang sehat.

Dokter spesialis ortopedi RSUD dr Soetomo, Dr Dwi­kora Novemberi Utomo me­nya­takan sebenarnya penyakit osteoporosis bisa menyerang semua orang, baik lagi-laki maupun perempuan. Biasanya osteoporosis menyerang saat seseorang sudah berusia di atas 30 tahun. Tapi dalam kasus tertentu, penyakit ini pun bisa menyerang remaja pada usia produktif. “Tapi penyebab osteoporosis yang menyerang manula (manusia lanut usia) dan remaja berbeda,” kata Dwikora.

Dijelaskannya osteoporis yang menyerang manula karena massa tulang yang sudah tua. Sedangkan osteoporosis yang menyerang remaja disebabkan berbagai faktor. Misalnya kelainan hormonal yang biasa­nya disebabkan diabetes meli­tus. Asupan gizi yang kurang, gangguan penyerapan nutrisi, dan penggunaan alkohol juga memicu terjadinya osteoporosis. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan tulang keropos. “Intinya hidup yang kurang sehat bisa menyebabkan osteo­porosis,” tambahnya.

Sebagaimana penyakit lain­nya, osteoporosis kurang disa­dari penderitanya. Tidak meng­he­rankan banyak penderita baru menyadari setelah mengalami cacat, sakit akut, atau kualitas hidup berkurang. Tulang kero­pos yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan tulangnya rapuh dan mudah mengalami patah tulang.
Menurut Dwikora, tidak semua jenis osteoporosis bisa diobati dengan minum susu berkalsium tinggi yang bisa ditemukan di pasaran. “Pence­gahan atau pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab dari osteoporosisnya. Harus diidentifikasi dulu apakah osteoporosis yang dialami itu karena kelainan hormonal, kelainan kolagen, masalah nutrisi atau penggunaan obat-obatan,” tandasnya.

Berbeda dengan osteo­porosis yang biasa menyerang kaum manula. Gangguan tu­lang lain, arthritis atau penyakit sendi biasa dialami remaja. Selama ini penderita sering mengabaikan penyakit ini dan menganggapnya sebagai penya­kit remeh. Padahal pada kondisi tertentu arthritis bisa menye­babkan kematian.
Diakui, dari kasus arthritis yang ada, hanya sekitar 0,4% sampai 2% saja yang berakibat kematian. “Ada tiga tipe gang­guan sendi pada remaja, yaitu pauciarticular atau oligoar­ticular, polyarticular dan systemic. Pada tipe-tipe ter­tentu, penyakit ini bisa menye­babkan kematian,” terang Dwikora sambil menyebutkan risiko kematian pada tipe sistemik lebih besar dibanding poliartikular.

Pada osteoporosis tipe pauciarticular, dapat meng­ganggu cara berjalan dan gangguan pertumbuhan jangka panjang. Bahkan sekitar 15% sampai 20% kasus bisa menye­babkan kebutaan karena gang­guan pada sistem mata. Selain itu antara 40% sampai 50% kasus yang dialami penderita bisa berlanjut sampai dewasa dan kerusakan sendi menahun. Sedangkan antara 50% sampai 70% arthritis tipe poliartikular dan sistemik berlanjut hingga dewasa. Sebagaian harus men­jalani operasi pergantian karena kerusakan pada sendinya. “Ketiga tipe ini berbeda dalam hal jumlah sendi yang terkena dan organ di luar sendi yang terserang dan perawatannya. Yang paling ringan adalah pauciarticular, kecuali bila sudah menganggu penglihatan. Sedangkan tipe sistemik adalah yang terberat,” tandasnya.

Sumber: Majalah Intisari



0 komentar:

Posting Komentar